Kinematika Dalam Gerak Proyektil Menggunakan Rancangan Roket Air dari Barang Bekas
Kinematika adalah ilmu cabang fisika dari mekanika yang membahas gerak benda tanpa memperhatikan penyebab gaya gerak tersebut. Kinematika dalam gerak proyektil merupakan gerak benda dalam lintasan melengkung yang bergerak tidak hanya dengan daya dorongnya sendiri.
Dalam jurnal ini, telah dipelajari prinsip kerja propulsi roket serta analisis sederhana gerak proyektil menggunakan media alat eksperimen roket air yang dapat dibuat dari barang bekas seperti botol bekas, nozzle bekas, kayu penyangga atau besi peluncur, serta alat pompa sepeda yang mudah untuk diperoleh.
- Alat dan Bahan Roket Air
Untuk melakukan eksperimen kuantitatif dari roket air diperlukan alat dan bahan sebagai berikut:
1. Set peralatan roket air
2. Air
3. Kayu penyangga atau tempat peluncuran
4. Pompa sepeda ( kompresor )
5. Pengukur tekanan
6. Penggaris busur derajat
7. Stop watch
8. Mistar/jangka sorong
9. Meteran
10. Neraca ohaus
2. Air
3. Kayu penyangga atau tempat peluncuran
4. Pompa sepeda ( kompresor )
5. Pengukur tekanan
6. Penggaris busur derajat
7. Stop watch
8. Mistar/jangka sorong
9. Meteran
10. Neraca ohaus
- Metode Eksperimen Roket Air
Dalam eksperimen roket air sederhana dan analisis gerak
proyektil, dilakukan analisis dengan dua cara yaitu
berdasarkan hasil pengamatan langsung dan berdasarkan
perhitungan dalam teori dasar.
Dimulai dengan mengukur lubang roket air setelah menyusun peralatan. Lalu mengisi roket dengan air dan
mengukur massa awal roket. Setelahnya menghubungkan roket dengan mesin pompa. Melakukan percobaan dengan variasi sudut penyangga roket
150
sampai 900
dengan interval 150
serta mencatat besarnya
tekanan pada pompa, jarak dan waktu tempuh roket. Yang terakhir mengukur massa akhir roket.
- Hasil dan Pembahasan Rancangan Roket Air
Terjadinya perbedaan kuantitatif antara hasil pengamatan
dan teoretik pada pengukuran jarak dan waktu tempuh roket
lebih disebabkan karena tidak dimasukkannya faktor
gesekan atau hambatan udara pada pendekatan teoritik serta
ketidaktelitian dalam pengukuran. Tapi secara kualitatif
hasil pengamatan dan teoritik memiliki pola dan kesimpulan
yang sama, yaitu jarak terjauh diperoleh pada sudut
peluncuran 45°. Hasil ini menunjukkan kesesuaian pengamatan langsung
dengan teori dasar.
Dari eksperimen roket air dan analisis gerak proyektil ini
juga dapat ditentukan besarnya percepatan gravitasi, yaitu sebesar 10,37 m/s2 dan 13,22 m/s2 jika dibandingkan dengan literatur rata - rata percepatan gravitasi sebesar 9,8 m/s2.
- Kesimpulan
Hasil
eksperimen menunjukkan bahwa jarak terjauh lintasan
tempuh roket terjadi ketika alat peluncur membentuk sudut
45° terhadap horizontal, sesuai dengan konsep teori gerak
parabola. Selain itu, dalam eksperimen ini juga dapat diukur
besar percepatan gravitasi yaitu 10,37 m/s2
dan 13,22 m/s2
yang memiliki sedikit perbedaan dengan literatur, terjadinya
sedikit kesalahan ini disebabkan karena adanya faktor
gesekan udara yang tidak disertakan dalam eksperimen serta
ketidaktelitian dalam eksperimen.

Comments
Post a Comment