ANALISIS PENGARUH LASER INFRAMERAH TERHADAP TINGGI DAN JUMLAH ANAKAN PRODUKTIF TANAMAN PADI (Oryza sativa L.)

 ANALISIS PENGARUH LASER INFRAMERAH TERHADAP TINGGI DAN JUMLAH ANAKAN PRODUKTIF TANAMAN PADI (Oryza sativa L.)

Tamara Pingki, Sudarti, Trapsilo Prihandon 


  • Novelty :
Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman yang hasil panennya menjanjikan untuk masyarakat 
Indonesia, namun tidak semua padi dapat dipanen ataupun dipasarkan. Karakteristik padi yang baik untuk dipasarkan dan dikonsumsi terdapat pada tinggi dan jumlah anakan produktif tanaman padi sesuai dengan perlakuannya. Jika menggunakan cara tradisional, tinggi padi bergantung dengan hasil padinya saat sudah panen sedangkan hasil anakan produktif padi cenderung lebih sedikit.

Seiring dengan berkembangnya zaman, laser inframerah sering diaplikasikan pada tanaman salah satunya tanaman padi. Sinar ini digunakan untuk mengidentifikasi secara kualitatif dan kuantitatif pada sebuah objek padat maupun cair tanpa merusak bagian-bagiannya serta pengukuran dapat dilakukan dalam jumlah besar dan waktu yang sangat singkat.
  • Analisis Kritis :
Inframerah memiliki panjang gelombang yang lebih panjang dari cahaya tampak dan lebih pendek dari gelombang radio. Panjang gelombang inframerah di antara 0,7 – 1000 µm. Panjang gelombang inframerah tidak dapat terlihat oleh mata telanjang, tetapi radiasi yang ditimbulkan dapat dirasakan dan dideteksi. Inframerah dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu Near Infrared (NIR), Mid Infrared (MIR) dan Far Infrared (FIR).

Tanaman padi merupakan tanaman yang menjanjikan dan dibudidayakan di beberapa negara, namun dari jumlah total bibit padi yang ditanam tidak semuanya dapat dipanen dan tidak semuanya dapat dipasarkan. Permintaan terhadap komoditas padi dari tahun ke tahun mengalami kenaikan seiring dengan melonjaknya jumlah penduduk. Segregasi tanaman padi yang nampak dengan mata adalah segregasi fenotipe, yaitu tinggi tanaman padi yang tidak seragam dan jumlah anakan produktif yang berbeda pada tiap rumpun padi.

Karakteristik data panjang gelombang infrared memiliki rata-rata sebesar 497,53 micrometer serta pada data tinggi batang padi memiliki rata-rata sebesar 56,845 cm. Pola hubungan antara panjang gelombang infrared dengan tinggi batang padi menunjukkan korelasi yang positif. Artinya, jika panjang gelombang infrared bertambah maka tinggi batang padi akan bertambah. 

Jika panjang gelombang infrared bernilai 0 maka tinggi batang padi sebesar 55,226 cm, dan jika panjang gelombang infrared naik 1 satuan maka tinggi batang padi akan naik sebesar 0,03. Pengujian asumsi residual IIDN residual data tinggi batang padi memenuhi asumsi identik,            independen, dan berdistribusi normal.

Daftar Pustaka :

Comments